"Kekuatan Hati Melebihi Kekuatan Pikiran - "Wani Ngalah Duwur Wekasane".

Banyak orang sangat meyakini bahwa kekuatan pikiran positif dapat membawa manusia meraih kesuksesan dalam mencapai tujuannya. Memang, tidak diragukan lagi, kalau kekuatan pikiran positif ini dan membawa manusia pada kesuksesan dalam meraih tujuannya. Mereka yang dapat mengarahkan pikirannya selalu kearah positif, maka diyakini bahwa hasilnya adalah sesuatu kehidupan yang positif juga.

Meskipun demikian, kita sebagai manusia yang memiliki keyakikan keimanan kepada Allah, sebaiknya menyadari bahwa bukan hanya mengandalkan kekuatan otak semata, bukan hanya mengandalkan akal dan kekuatan pikiran semata. Karena sesungguhnya ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari kekuatan otak, akal dan pikiran. Kekuatan ini bukan hanya mengantarkan manusia meraih sukses namun juga mampu mengantarkan manusia pada kemuliaan hidup. Yakni kekuatan hati atau kekuatan hati yang positif, kekuatan hati yang jernih. Kekuatan hati ini memiliki kedahsyatan yang melebihi kekuatan pikiran manusia. Karena hati adalah rajanya, hatilah yang mengatur dan memerintahkan otak, pikiran dan panca indra manusia.
Tuhan melalui berbagai ajaran yang dibawa oleh para Nabi, maupun melalui kitab suci-NYA telah mengajarkan kepada manusia untuk senantiasa mendengarkan suara hati nuraninya. 

Mengajarkan manusia untuk dapat memelihara kejernihan hatinya, sehingga sifat-sifat mulia yang tertanam dalam hati dapat memancar ke permukaan. Karena di dalam hati manusia sudah tertanam “ built in” percikan sifat-sifat “Illahiah” dari Allah Tuhan Sang Pencipta Kehidupan. Diantara sifat-sifat mulia Allah yang tertanam dalam hati manusia adalah sifat kepedulian, kesabaran, kebersamaan, cinta dan kasih sayang, bersyukur, ikhlas, damai, kebijaksanaan, semangat, dan lain sebagainya. Karena itu sesungguhnya kekuatan hati ini sangat “powerfull”untuk meraih kesuksesan dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan.

Di dalam hati tempatnya pusat ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan sejati yang hakiki. Bahkan hati merupakan cerminan dari diri dan hidup manusia secara keseluruhan. Di dalam hati terdapat sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, kecerdasan emosional, serta penuntun bagi manusia dalam meraih kemajuan spiritualnya. Hati menjadi tempat di mana sifat-sifat mulia dari Allah swt Sang Pencipta Kehidupan bersemayam. Hati adalah tempat dimana semua yang hal yang terindah, hal yang terbaik, termurni, dan tersuci berada di dalamnya.

Dengan demikian, kekuatan hati ini sangat “powerfull” dan sangat dahsyat dalam membawa manusia meraih sukses dan kemuliaan dalam segala bidang kehidupan. Hati yang jernih akan melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani. Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu betindak bijaksana, memiliki semangat positif, cerdas dan berbagai sifat-sifat mulia lainnya. 

Dengan hati yang jernih, kita dapat berpikir jernih dan menjalani kehidupan dengan lebih produktif, lebih semangat, lebih efisien dan lebih efektif untuk meraih tujuan.

Hati adalah kunci hubungan manusia dengan Tuhannya. Karena Hati adalah tempat bersemayamnya Iman, dengannya kita bisa berkomunikasi dengan sang Khaliq. Hati juga menjadi kunci hubungan dengan sesama manusia. Hubungan yang dilandasi kejernihan hati dapat menjadikan hubungan yang lebih sehat, baik dan konstruktif dengan siapapun. Karena hubungan yang dilandasi kejernihan hati akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati. Hubungan dengan manusia akan terasa menyenangkan, menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan demikian akan semakin banyak orang lain yang akan memberikan dukungan bagi kesuksesan kita.

Dalam meraih kesuksesan sebaiknya jangan hanya mengandalkan kekuatan otak semata. Karena otak atau pikiran merupakan sesuatu yang terbatas dan bersifat sementara. Berusahalah menggunakan kekuatan hati nurani, menggunakan kekuatan kejernihan hati dengan seimbang. 

Gunakanlah kekuatan hati yang positif, karena dialah sesungguhnya diri sejati Anda. Hatilah tempat sifat mulia Allah swt Sang Pencipta bersemayam di dalam diri kita. Dengan senantiasa menggunakan kekuatan hati, mendengarkan suara hati, akan membawa manusia menjalani kehidupan dengan penuh kedamaian dan kebahagiaan. Kalau seseorang dapat merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hati, maka akan memiliki hidup yang penuh dengan Sukses dan kemuliaan.

Namun, berbagai godaan kehidupan modern seringkali dapat mengotori kejernihan hati. Sikap egoisme, mementingkan hawa nafsu, mengikuti ambisi meraih kekuasaan dengan menghalalkan segala cara dan berbagai emosi-emosi negatif seperti amarah, dendam, benci dan iri hati dapat menjadikan kejernihan hati terbelenggu, Hati yang terbelenggu cahaya kejernihannya tidak dapat memancar ke permukaan. Inilah yang dapat melemahkan kehidupan spiritual umat manusia. 
Kalau dibiarkan, dapat menjadikan kita semakin sulit mendengarkan bisikan hati dan lebih mempercayai atau mengandalkan kemampuan otak serta produk-produk pikiran atau akal semata. Inilah yang akan melahirkan ketidak seimbangan antara kemampuan nalar dengan hati nurani, sehingga melahirkan berbagai masalah dalam kehidupan.

Jadikanlah hati nurani Anda sebagai pembimbing dalam setiap langkah kehidupan. Berusahalah menjaga kejernihan hati, agar rahmat dan berkah dari Allah senantiasa mengalir dan memberikan yang terindah untuk hati, perasaan dan seluruh diri kita.


"Bercermin pada air, "ngeli ning ora kenthir".("In Kullu nafsin lamma alayha hafizh").

Sering orang mengatakan hidupnya seperti ”air yang mengalir”, atau hal lain yang berhubungan dengan air.
Kita senang sekali mem-personifikasikan diri dengan Air  dan itu sama sekali tidak salah. Air memang Istimewa. Dialah sumber kehidupan, orang bisa tahan lama untuk tidak makan tetapi akan kesulitan untuk bertahan hidup jika tanpa air.

Air terlihat demikian lentur dan flexibel, dapat menyusup kemana-mana tanpa harus kehilangan bentuk aslinnya.
Meskipun sangat lentur, air ternyata mempunyai kekuatan yang hebat, batu keras pun akan terkikis  oleh tetesan-tetesan air , dan bila tetesan-tetesan air  bersatu dan berubah menjadi air bah, maka tak ada satupun di alam ini yang mampu menahannya.

Selain kekuatan yang bertenaga, air juga mempunyai kekuatan untuk membersihkan dan mensucikan, hampir semua kotoran akan terlarut oleh kekuatan Air.
Air juga menyejukkan, hawa panas dan bara api akan hilang jika terguyur dinginnya air.

Dibandingkan Api dan sumber alam lainnya,  air paling mudah diatur untuk kepentingan bersama. Lihat saja air bisa ditampung dibuat bendungan dan dialirkan kesana kemari untuk keperluan yang lebih besar.

Jadi kalau banyak orang  benar-benar mau bercermin dan meniru perilaku AIR, niscaya kesejahteraan masyarakat akan terwujud dan langgeng.

Ada satu lagi prinsip hidup yang berhubungan dengan air ,dalam bahasa jawa dikatakan : ”ngeli ning ora kenthir” artinya kira-kira :  mengikuti aliran arus sungai tetapi tidak sampai hanyut.

Dalam hidup kita harus bijak, bisa beradaptasi dan mengikuti ”main stream” tetapi jangan sampai hanyut, artinya jika suatu saat ”arusnya” sudah tidak benar maka kita berani dan bisa untuk berdiri meninggalkan arus. Hanya orang yang tidak hanyut yang bisa melakukan itu, sedangkan orang yang hanyut akan terbawa arus kemanapun tanpa daya apa-apa, karena tidak punya kekuatan  untuk melawannya.

Orang yang berprinsip ngeli ning ora kenthir” biasanya hidupnya efisien karena dalam menjalankan hidupnya dia bisa menggunakan arus yang kuat untuk mendorongnya mencapai kesuksesan, tetapi juga tidak sampai hanyut , artinya dia masih punya prinsip dan jati diri yang bisa melawan jika ternyata arusnya membawa kearah yang salah !!

"Lahaula wala quata illa billah...(Sareh Pikoleh)".


Selalu ada cela diri pembatas kalbu agar tak terlalu melangit, Selalu ada noda nurani tuk ingatkan diri agar tetap membumi, Selalu ada cacat pikir tunjukkan kelemahan insan sejati...

Segalanya berasal dari hati...
Saat hati benar-benar berinteraksi hanya pada Sang Pemilik Hati,
Sungguh ketenangan, kebahagiaan dan ketenteraman akan menghiasi..
Tak terlihat baginya sejumlah kelebihan yang ia miliki melainkan dari Sang Sempurna..

Pikir itulah yang membuatnya bersahaja sebagai insan...Tak pantas mengaku diri suci, dan merasa tak layak dicaci...Pikir itulah yang membuatnya sederhana sebagai hamba...Merasa harus banyak belajar makna ikhlas dalam dada...Pikir itulah yang membuatnya bersujud, merendah diri...Mengaku pada Sang Maha Kuat, tanpa-Nya ia hanyalah kerdil...

Segalanya berasal dari hati,Tapi hanya Sang Maha Kuasa yang tahu maksud dalam kalbu, Perihal hati hanya diri sendiri dan Rabb yang tahu...

Tetap terjagalah teman,Kuasai hatimu, agar benar-benar berada dalam kendalimu...
Ikhlas tak dapat terdeteksi oleh setan, malaikat bahkan oleh nafsumu sekalipun Karena ikhlas adalah urusan Rabb dengan hamba-Nya...

Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.

Seseorang yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin.
Sikap hidup yang ikhlas membuat batin menjadi kaya dan hi­dup lebih enteng untuk dijalani. lkhlas mencerminkan adanya kesadaran atau kemauan untuk mengerjakan segala sesuatu de­ngan maksimal dan melakukan introspeksi untuk perbaikan-be­tapapun beratnya beban yang harus dipikul. Secara spiritual, ikh­las merupakan sikap dan perilaku manusia dengan kecerdasan transendental yang tinggi.

Tetaplah berpegang teguh pada buhul-Nya.
Mintalah perlindungan pada sebaik-baik Penjaga Hati...
Dengan begitu kau akan merasakan makna,
Untuk apa kau berjuang dan kepada siapa kau berkorban (“Nyawa mung gaduhan, bandha donya mung sampiran”),
"Ialah Tuhan yang Maha Agung Segala Puji mutlak hanya MilikNya".

"Idz qaala rabbuka lilmalaa-ikati innii khaaliqun basyaran min thiinin fa-idzaa sawwaytuhu wanafakhtu fiihi min ruuhii faqa'uu lahu saajidiina".



Ruh dan Jiwa (Al-Ruh dan Al-Nafs)
Banyak ulama yang menyamakan pengertian antara ruh dan jasad. Ruh berasal dari alam arwah dan memerintah dan menggunakan jasad sebagai alatnya. Sedangkan  jasad berasal dari alam ciptaan, yang dijadikan dari unsur materi.  Tetapi para ahli sufi  membedakan  ruh  dan jiwa. Ruh berasal dari tabiat Ilahi dan cenderung kembali ke asal semula.  Ia  selalu  dinisbahkan kepada Allah dan tetap berada dalam keadaan suci.

Karena ruh bersifat kerohanian dan selalu suci, maka setelah ditiup Allah dan berada dalam jasad, ia  tetap  suci. Ruh di dalam diri manusia berfungsi sebagai sumber moral yang baik dan mulia. Jika ruh merupakan sumber akhlak yang mulia dan terpuji,  maka  lain  halnya  dengan  jiwa. Jiwa adalah sumber akhlak tercela, Al-Farabi, Ibnu Sina dan Al-Ghazali membagi jiwa pada; jiwa nabati (tumbuh-tumbuhan), jiwa hewani (binatang) dan jiwa insani.

Jiwa nabati adalah kesempurnaan awal bagi benda alami yang organis dari segi makan, tumbuh dan melahirkan. Adapun jiwa hewani, di samping memiliki daya makan untuk tumbuh dan melahirkan, juga memiliki daya untuk mengetahui hal-hal yang dan daya merasa, sedangkan jiwa insani mempunyai kelebihan dari segi daya berfikir (al-nafs al-nathiqah).

Daya jiwa yang berfikir (al-nafs al-nathiqah atau al-nafs al-insaniyah). Inilah, menurut para filsuf dan sufi, yang merupakan hakikat atau pribadi manusia. Sehingga dengan hakikat, ia dapat mengetahui hal-hal yang umum dan yang khusus, dzatnya dan penciptaannya.

Karena pada diri manusia tidak hanya memiliki jiwa insani (berpikir), tetapi juga jiwa nabati dan hewani, maka jiwa (nafs) manusia mejadi pusat tempat tertumpuknya sifat-sifat yang tercela pada manusia. Itulah sebabnya jiwa manusia mempunyai sifat yang beraneka sesuai dengan keadaannya.

Apabila jiwa menyerah dan patuh pada kemauan syahwat dan memperturutkan ajakan syaithan, yang memang pada jiwa itu sendiri ada sifat kebinatangan, maka ia disebut jiwa yang menyuruh berbuat jahat. Firman Allah, "Sesungguhnya jiwa yang demikian itu selalu menyuruh berbuat jahat." (QS Ar-Ra'd: 53)

Apabila jiwa selalu dapat menentang dan melawan sifat-sifat tercela, maka ia disebut jiwa pencela, sebab ia selalu mencela manusia yang melakukan keburukan dan yang teledor dan lalai berbakti kepada Allah. Hal ini ditegaskan oleh-Nya, "Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang selalu mencela." (QS Al-Qiyamah: 2)

Tetapi apabila jiwa dapat terhindar dari semua sifat-sifat yang tercela, maka ia berubah jadi jiwa yang  tenang  (al-nafs al-muthmainnah). Dalam hal ini Allah menegaskan, "Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan rasa  puas  lagi diridhai, dan masuklah kepada hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Surga-Ku." (QS Al-Fajr: 27-30)

Jadi, jiwa mempunyai tiga buah sifat, yaitu  jiwa  yang  telah menjadi  tumpukan  sifat-sifat  yang  tercela, jiwa yang telah melakukan perlawanan pada sifat-sifat tercela, dan  jiwa  yang telah  mencapai  tingkat kesucian, ketenangan dan ketentraman, yaitu jiwa muthmainnah. Dan jiwa muthmainnah inilah yang telah
dijamin Allah langsung masuk surga.

Jiwa muthmainnah adalah jiwa yang selalu berhubungan dengan ruh. Ruh bersifat Ketuhanan sebagai sumber moral mulia dan terpuji, dan ia hanya mempunyai satu  sifat, yaitu suci. Sedangkan jiwa mempunyai beberapa sifat yang ambivalen.  Allah sampaikan, "Demi jiwa serta kesempurnaan-Nya, Allah mengilhamkan jiwa pada keburukan dan ketaqwaan." (QS Asy-Syams: 7-8).  Artinya,  dalam  jiwa  terdapat potensi buruk dan baik, karena itu jiwa terletak pada perjuangan baik dan buruk.
 
Akal

Akal yang dalam bahasa Yunani disebut  nous  atau  logos  atau intelek  (intellect) dalam bahasa Inggris adalah daya berpikir yang terdapat dalam otak, sedangkan "hati"  adalah  daya  jiwa (nafs  nathiqah).  Daya  jiwa  berpikir  yang ada pada otak di kepala disebut akal. Sedangkan yang ada pada hati (jantung) di dada   disebut   rasa  (dzauq). Karena itu ada dua sumber pengetahuan, yaitu pengetahuan akal (ma'rifat aqliyah) dan pengetahuan hati  (ma'rifat  qalbiyah). Kalau para filsuf mengunggulkan pengetahuan akal, para sufi lebih mengunggulkan pengetahuan hati (rasa).

Menurut para filsuf Islam, akal yang telah mencapai tingkatan tertinggi—akal  perolehan  (akal   mustafad)—ia dapat mengetahui  kebahagiaan  dan berusaha memperolehnya. Akal yang demikian  akan  menjadikan  jiwanya  kekal  dalam  kebahagiaan (surga).  Namun, jika akal yang telah mengenal kebahagiaan itu berpaling, berarti ia tidak berusaha memperolehnya. Jiwa  yang demikian akan kekal dalam kesengsaraan (neraka).

Adapun akal yang tidak sempurna dan tidak mengenal kebahagiaan, maka menurut Al-Farabi, jiwa yang demikian akan hancur. Sedangkan menurut para filsuf tidak hancur. Karena kesempurnaan manusia menurut para filsuf terletak pada kesempurnaan pengetahuan akal dalam mengetahui dan memperoleh kebahagiaan yang  tertinggi, yaitu ketika akan sampai ke tingkat akal perolehan.
 
Hati Sukma (Qalb)

Hati atau sukma terjemahan dari kata bahasa Arab qalb. Sebenarnya terjemahan yang tepat dari qalb adalah jantung, bukan hati atau sukma. Tetapi, dalam pembahasan ini kita memakai kata hati sebagaimana yang sudah  biasa.  Hati  adalah segumpal daging yang berbentuk bulat panjang dan terletak di dada sebelah kiri. Hati dalam pengertian  ini  bukanlah  objek kajian kita di sini, karena hal itu termasuk bidang kedokteran yang cakupannya  bisa  lebih  luas, misalnya  hati binatang, bahkan bangkainya.

Adapun yang dimaksud hati di sini adalah hati dalam arti yang halus, hati-nurani --daya pikir jiwa (daya nafs nathiqah) yang ada  pada  hati, di rongga dada. Dan daya berfikir itulah yang disebut  dengan rasa (dzauq),  yang memperoleh sumber pengetahuan hati (ma'rifat qalbiyah). Dalam kaitan ini Allah berfirman, "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan memahaminya." (QS Al-A'raaf: 179)

Dari  uraian  di  atas, dapat kita ambil kesimpulan sementara, bahwa menurut para filsuf dan sufi Islam, hakikat manusia  itu jiwa  yang  berfikir  (nafs  insaniyah), tetapi mereka berbeda pendapat pada cara mencapai kesempurnaan  manusia.  Bagi  para filsuf,  kesempurnaan  manusia  diperoleh  melalui pengetahuan akal (ma'rifat  aqliyah), sedangkan para sufi melalui pengetahuan  hati (ma'rifat qalbiyah). Akal dan hati sama-sama merupakan daya berpikir.

Menurut sufi, hati yang bersifat nurani itulah  sebagai  wadah atau  sumber  ma'rifat—suatu alat untuk mengetahui hal-hal yang Ilahi. Hal ini hanya dimungkinkan jika hati telah  bersih dari  pencemaran  hawa  nafsu  dengan menempuh fase-fase moral dengan latihan jiwa, serta  menggantikan  moral  yang  tercela dengan moral yang terpuji, lewat hidup zuhud yang penuh taqwa, wara' serta dzikir yang kontinyu, ilmu  ladunni (ilmu Allah) yang memancarkan sinarnya dalam hati, sehingga ia dapat menjadi sumber atau wadah ma'rifat, dan akan mencapai pengenalan Allah. Dengan  demikian, poros jalan sufi ialah moralitas.

Latihan-latihan ruhaniah yang  sesuai  dengan  tabiat  terpuji adalah  sebagai  kesehatan hati dan hal ini yang lebih berarti ketimbang kesehatan jasmani sebab penyakit anggota tubuh  luar hanya  akan  membuat  hilangnya  kehidupan  di dunia ini saja, sementara  penyakit  hati  nurani   akan   membuat   hilangnya kehidupan  yang  abadi. Hati nurani ini tidak terlepas dari penyakit, yang kalau dibiarkan justru akan membuatnya berkembang  banyak  dan  akan  berubah  menjadi hati dzulmani—hati yang kotor.

Kesempurnaan hakikat manusia (nafs insaniyah) ditentukan oleh hasil perjuangan antara hati nurani dan hati dzulmani. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah yang artinya, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya, dan rugilah orang yang mengotorinya." (QS Asy-Syams: 8-9)

Hati nurani bagaikan cermin, sementara  pengetahuan  adalah pantulan  gambar  realitas  yang  terdapat  di  dalamnya. Jika cermin hati nurani tidak bening, hawa  nafsunya  yang  tumbuh. Sementara  ketaatan  kepada Allah serta keterpalingan dari tuntutan hawa nafsu itulah  yang  justru  membuat  hati-nurani bersih dan cemerlang serta mendapatkan limpahan cahaya dari Allah SWT.

Bagi para sufi, kata Al-Ghazali, Allah melimpahkan cahaya pada dada  seseorang,  tidaklah karena mempelajarinya, mengkajinya, ataupun menulis buku, tetapi dengan bersikap asketis  terhadap dunia, menghindarkan diri dari hal-hal yang berkaitan dengannya, membebaskan hati nurani dari berbagai pesonanya, dan menerima Allah  segenap hati. Dan barangsiapa memiliki Allah niscaya Allah adalah miliknya. Setiap hikmah muncul dari hati nurani, dengan keteguhan beribadah, tanpa belajar, tetapi lewat pancaran cahaya dari ilham Ilahi.

Hati atau sukma dzulmani selalu mempunyai keterkaitan dengan nafs atau jiwa nabati dan hewani. Itulah sebabnya ia selalu menggoda manusia untuk mengikuti hawa  nafsunya. Kesempurnaan manusia (nafs nathiqah), tergantung pada kemampuan hati-nurani dalam pengendalian dan pengontrolan hati dzulmani.

"Bukan penampilan fisik-duniawi-raga yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat mulia di sisi Sang Gusti. Wujud lahiriah hanyalah wadah bagi sukma. Jasad akan kembali menjadi tanah, sementara sang roh akan kembali marak sowan kepada Yang Maha Wikan.

"Melalui penampilan duniawinya yang tidak sempurna seperti menegaskan bahwa kemuliaan seseorang terletak pada keluhuran akhlak, budi pekerti, ilmu dan ketakwaannya kepada Gustinya. Sekalipun hanyalah abdi namun mampu menjadi guru dan pembimbing bagi para tuannya.

"Kapasitas dan ketinggian ilmunya tidak lantas menyebabkan bernafsu menguasai dunia. Jiwanya lebih memilih tetap menjadi abdi yang menancapkan kemuliaan dan kebenaran kepada setiap insan agar bumi ini dipenuhi kedamaian dan ketentraman.




Wallahu a’lam bishshawwab...

"Kemuliaan seseorang terletak pada keluhuran akhlak, budi pekerti, ilmu dan ketakwaannya kepada Yang Maha Kuasa".


Mungkin kita sering bertanya mengapa Alif Lam Mim dijadikan sebagai ayat per tama dalam Al-Quran setelah surat Al-fatihah? Lalu mengapa Al-fatihah dan Alif Lam Mim berada disurat per tama dan diawal surat kedua dalam Al-Quran, padahal wahyu yang per tama kali turun adalah Al-alaq 1-5?

Dalam sebuah artikel yang pernah saya baca, bahwa jalan hidup yang harus kita jalani didunia mulai dari per tama dilahirkan sampai dengan meninggal ada dalam Al-Quran. Mulai dari kewajiban yang harus kita lakukan ketika per tama kali kita dilahirkan, kewajiban yang harus dilakukan ketika tumbuh menjadi anak - anak, remaja, dewasa sampai dengan meninggal dunia termaktub dalam Al-Quran pada juz 1 - 30.

Jalan hidup yang harus kita lalui harus berdasarkan atas surat Al-Fatihah yang mana sebagai induk dari Al-Quran. Lalu setelah itu, kita mengikuti alur dari juz - juz yang terkandung dalam Al-Quran. Sebagai contoh ketika kita berumur 20 tahun, maka alangkah baiknya kita mempelajari juz 20 dari Al-Quran itu sendiri. karena hal - hal yang akan kita hadapi, kewajiban yang harus kita lakukan pada usia 20 tahun terdapat dalam Al-Quran dalam juz ke-20. begitu juga seterusnya.

lalu bagaimana seandainya umur kita sudah lebih dari 30 tahun, sedangkan dalam Al-Quran sendiri hanya terdapat 30 juz? Maka saat itulah, masa kita untuk mengamalkan semua yang telah kita pelajari dari juz 1 - 30 dari Al-Quran. karena, kebanyakan dari manusia, mendapat ujian kehidupan yang paling banyak pada usia 1 - 30 tahun. karena pada masa itu, manusia mendapat banyak ujian nafsu, harta dan segala macam godaan.



Lalu apa salah satu rahasia dan kekuatan dari "Alif Lam Mim", sehingga dijadikan sebagai ayat pertama dari surat Al-Baqarah?
ketika kita baru dilahirkan didunia ini, ternyata Allah SWT menginginkan kita mempelajari "Alif Lam Mim". karena itulah 3 macam pilihan jalan kehidupan manusia didunia. "Alif Lam Mim" terdiri dari huruf " م ل ا " yang mana 3 huruf ini mempunyai kandungan makna yang sangat dahsyat.

Huruf pertama, yaitu " ا = Alif " menjelaskan manusia yang pada masa hidupnya, berada pada jalan yang lurus sebagaimana huruf "Alif" tersebut. Yaitu, manusia yang selalu mentaati segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya, menjaga hawa nafsunya, mulai dari pertama dia dilahirkan sampai dengan meninggal dunia. Yang mana jalan hidupnya selalu diridho'i oleh Allah SWT. sehingga surga Firdaus selalu menantikan manusia - manusia seperti ini.
Huruf kedua, yaitu " ل = Lam " menjelaskan manusia yang jalan hidupnya seperti huruf "Lam", ketika dia baru dilahirkan dia berada dijalan yang lurus. Tetapi setelah menjalani tahapan kehidupan, ketika dia tumbuh menjadi anak - anak, remaja, dewasa dan sebelum meninggal dunia dia telah berbelok kekiri, dia meninggalkan semua kewajiban, tidak mentaati Allah SWT dan rasul - Nya. dia melupakan jalan kehidupan yang seharusnya dia lalui, Jalan lurus yang sudah diberikan oleh ALlah SWT sebelum dan ketika dia dilahirkan dibumi melalui hidayah - Nya. Dan malaikat Malik pun sudah siap menunggunya dipintu neraka. Naudzubillah min dzalik.
Huruf ketiga, yaitu " م = Mim " menjelaskan manusia yang jalan kehidupannya seperti huruf “Mim”. dia berputar - pttar dalam kehidupannya mencari kebenaran, tapi diakhir tahapan pencariannya dia menemukan jalan lurus. Yang mana ketika dia baru dilahirkan, dia berada dijalan yang lurus. Tapi ketika dia tumbuh dan beranjak dewasa dia berputar - putar sendiri dalam kehidupannya mencari jalan kebenaran sejati. Dan akhirnya dengan izin Allah SWT diakhir pencariannya, dia menemukan jalan yang diridho’i oleh Allah SWT. Dan surga pun siap menerimanya.

Lalu jalan kehidupan manakah yang akan kita pilih???
Jalan kehidupan seperti huruf " م ل ا " “Alif” kah, “Lam” kah atau “Mim” kah???
Semoga kita selalu dijalan yang benar, dan terhindar dari jalan kehidupan seperti huruf  " ل = Lam " . Amiiin.....

"Diatas Langit Masih Ada Langit".

"Hati yang halus ialah hakikat manusia. Hatilah yang mengetahui, yang mengerti dan yang mengenal diri sendiri. Hatilah yang diajak bicara, disiksa, dicela dan dituntut Tuhannya. Hati dalam pengertian ini juga memiliki kaitan dengan jasmaniah. Hati terkait dengan akhlak terpuji yang direalisasikan oleh gerak tubuh. Hati menentukan sifat dan watak manusia yang tampak secara lahiriah".  
(Wong kudu tansah syukur lan uga kudu loma marang sak padhaning urip, ora kena umuk lan gumedhe nanging kudu tansah bisa sakmadya lan andhap asor."Wong mlarat gorong karuan susah,wong sugih gorong karuan seneng! Nek duwe ojok seneng,nek ora duwe ojok susah !!! ).
 Kembali pada pembahasan Guru Sejati. Melalui 3 langkahnya (Triwikrama) Dewa Wishnu (Yang Hidup), mengarungi empat macam zaman (kertayuga, tirtayuga, kaliyuga, dwaparayuga), lalu lahirlah manusia dengan konstruksi terdiri dari fisik dan metafisik di dunia (zaman mercapada).Fisik berupa jasad atau raga, sedangkan metafisiknya adalah roh beserta unsur-unsur yang lebih rumit lagi. Ilmu Jawa melihat bahwa roh manusia  memiliki pamomong (pembimbing) yang disebut pancer atau guru sejati. Pamomong atau Guru Sejati berdiri sendiri menjadi pendamping dan pembimbing roh atau sukma. Roh atau sukma di siram “air suci” oleh guru sejati, sehingga sukma menjadi sukma sejati. Di sini tampak Guru sejati memiliki fungsi sebagai resources atau sumber “pelita”  kehidupan. Guru Sejati layak dipercaya sebagai “guru” karena ia bersifat teguh dan  memiliki hakekat “sifat-sifat” Tuhan (frekuensi kebaikan) yang abadi konsisten  tidak berubah-ubah (kang langgeng tan owah gingsir). Guru Sejati adalah proyeksi dari rahsa/rasa/sirr yang merupakan rahsa/sirr yang sumbernya adalah kehendak Tuhan; terminologi Jawa menyebutnya sebagai Rasa Sejati. Dengan kata lain rasa sejati sebagai proyeksi atas “rahsaning” Tuhan (sirrullah). Sehingga tak diragukan lagi bila peranan Guru Sejati akan “mewarnai” energi hidup atau roh menjadi energi suci (roh suci/ruhul kuddus). Roh kudus/roh al quds/sukma sejati, telah mendapat “petunjuk” Tuhan –dalam konteks ini hakikat rasa sejati– maka peranan roh tersebut tidak lain sebagai “utusan Tuhan”. Jiwa, hawa atau nafs yang telah diperkuat dengan sukma sejati atau dalam terminologi Arab disebut ruh al quds. Disebut juga sebagai an-nafs an-natiqah, dalam terminologi Arab juga disebut sebagai an-nafs al-muthmainah, adalah sebagai “penasihat spiritual” bagi jiwa/nafs/hawa. Jiwa perlu di dampingi oleh Guru Sejati karena ia dapat dikalahkan oleh nafsu yang berasal dari jasad/raga/organ tubuh  manusia. Jiwa yang ditundukkan oleh nafsu hanya akan merubah karakternya menjadi jahat.
Menurut  ngelmu Kejawen, ilmu seseorang dikatakan sudah mencapai puncaknya apabila sudah bisa menemui wujud Guru Sejati. Guru Sejati benar-benar bisa mewujud dalam bentuk “halus”,  wujudnya mirip dengan diri kita sendiri. Mungkin sebagian pembaca yang budiman ada yang secara sengaja atau tidak pernah menyaksikan,   berdialog, atau sekedar melihat diri sendiri tampak menjelma menjadi dua, seperti melihat cermin. Itulah Guru Sejati anda. Atau bagi yang dapat meraga sukma, maka akan melihat kembarannya yang mirip sukma atau badan halusnya sendiri. Wujud kembaran (berbeda dengan konsep sedulur kembar) itu lah entitas Guru Sejati. Karena Guru Sejati memiliki sifat hakekat Tuhan, maka segala nasehatnya akan tepat dan benar adanya. Tidak akan menyesatkan. Oleh sebab itu bagi yang dapat bertemu Guru Sejati, saran dan nasehatnya layak diikuti. Bagi yang belum bisa bertemu Guru Sejati, anda jangan pesimis, sebab Guru Sejati akan selalu mengirim pesan-pesan berupa sinyal dan getaran melalui Hati Nurani anda. Maka anda dapat mencermati suara hati nurani anda sendiri untuk memperoleh petunjuk penting bagi permasalahan yang anda hadapi.

Namun permasalahannya, jika kita kurang mengasah ketajaman batin, sulit untuk membedakan apakah yang kita rasakan merupakan kehendak hati nurani (kareping rahsa) ataukah kemauan hati atau hawa nafsu (rahsaning karep). Artinya, Guru Sejati menggerakkan suara hati nurani yang diidentifikasi pula sebagai kareping rahsa atau kehendak rasa (petunjuk Tuhan) sedangkan hawa nafsu tidak lain merupakan rahsaning karep atau rasanya keinginan.

Sarat utama kita bertemu dengan Guru Sejati kita adalah dengan laku prihatin; yakni selalu mengolah rahsa, mesu budi, maladihening, mengolah batin dengan cara membersihkan hati dari hawa nafsu, dan  menjaga kesucian jiwa dan raga. Sebab orang yang dapat bertemu langsung dengan Guru Sejati nya sendiri, hanyalah orang-orang yang terpilih dan pinilih... 


          * Setelah Islam masuk P.JAWA kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dengan 4 malaikat di dunia Islam yaitu Jibril, Mikail , Isrofil, Ijro'il. Dan oleh ajaran sufi tertentu di sejajarkan denga ke'empat sifat nafsu yaitu: Nafsu Amarah, Lawwamah, Sufiah dan Mutmainah.
Pertama Jibril atau dalam bahasa ibrani Gabriel artinya pahlawan tuhan fungsinya adalah penyampai informasi, didalam islam dikenal sebagai penyampai wahyu pada para nabi. Dalam konsep islam Jawa Jibril diposisikan pada kekuatan spiritual pada KETUBAN. Ada pandangan yang menyatakan setelah N.Muhammad wafat maka otomatis Jibril menganggur karena beliaulah orang yang menerima wahyu terakhir.
Tapi tidak demikian dalam pandangan Jawa, setiap orang di sertai Jibrilnya. Hakikatnya hanya ada satu Jibril di alam raya ini tapi pancaran cahayanya ada dalam setiap diri. seperti Ruh tidah pernah dinyatakan dalam bentuk jamak didalam Al-Quran. Tetapi setiap diri mendapat tiupan ruh dari tuhan dan ruh tersebut menjadi si A, si B, si C Dst.. satu tetapi terpantul pada setiap cermin sehingga seolah2 setiapm cermin mengandung Ruh, dan manusia sebenarnya adalah cermin bagi sang diri. setiap diri menerima limpahan cahayanya.
Diantara limpahan cahayanya adalah Jibril yang menuntun setiap orang.
Jibril akan menuntun manusia kejalan yang benar, yang telah membersihkan dirinya, membersihkan cerminnya, membersihkan hatinya. Jibril lah yang menambah daya agar teguh dan tebal keimanan seseorang. dalam khasanah jawa Jibril berdampingan dengan Guru sejati, bersanding dengan diri Pribadi.
Jibril tidak mampu mengantarka diri Nabi ke Sidratul Muntaha dalam Mij'raj beliau juga diceritakan ketika Jibril menampakan diri kehadapan rasul selalu ditemani malaikat mulia lainnya yaitu Mikail isrofil Ijroil.
Jelas kiranya bahwa kahadiran ketuban ketika membungkus janin ternyata disertai saudara2nya yang lain. Ditinjau dari keddudukannya yang keluar paling awal maka disebut sebagai kakak atau kakang (saudara tua ) si bayi. begitu bayi lahir maka selesailah sudah tugas ketuban secara fisik. tetapi exsistensi ketuban secara ruhaniah ia tetap menjaga dan membimbing bayi tersebut sampai akhir hayat.
secara extensi Jibril diciptakan setelah malaikat Mikail. dan Tali Pusar ada lebih dulu dari pada selaput yang membungkus janin di pintu rahim (cervix)
Ke Dua Malaikat Israfil. Menurut hadis malaikat Israfil diciptakan setelah penciptaan Arsy ( Singgasana Tuhan ) disebut sebagai malaikat penggenggam alam semesta, ia meniup Terompet Pemusnahan Dan Pembangkitan. Ia digambarkan menengadah ke atas untuk melihat jadwal kiamat yang ada di Lawh Al Mahfuzh.
Israfil di sepadankan dengan ari-ari, tembuni atau Placenta, Ari-Ari adalah yang memayungi sang janin sampai ketempat tujuan dialah yang memberikan keamanan menyalurkan makanan dan kenyamanan pada janin dengan ari-ari ini kehidupan berlangsung dalam janin.
Exsistensi Ari-ari ini disejajarkan dengan malaikat Israfil Dalam kelahiran janin, Ari-ari diterima sebagai saudara muda (adik).
Meskipun jasadnya telah tak ada lagi ari-ari tetap memberikan perlindungan bagi manusia setelah dilahirkan. Dari sisi keberadaanya malaikat Israfil dicipta terlebih dahulu dari pada malaikat Mikail dan Jibril As. Israfil diyakini sebagai Pelita Hati Bagi manusia agar hatinya tetap terang, Itulah sebabnya sejahat-jahatnya manusia masih ada secercah cahaya dalam hatinya tetap ada kebaikan yang dimilikinya meski hanya sebesar debu...
Yang ketiga adalah Malaikat Mikail, Salah satu malaikat yang menjadi pembesar para malaikat.. Tugas malaikat Mikail adalah Memelihara Kehidupan. Dalam hadis diceritakan bahwa malaikat Mikail mengemban tugas memelihara pertumbuhan pepohonan, kehidupan Hewan juga Manusia.. Dialah yang mengatur angin dan hujan dan membagi rejeki pada seluruh mahluk.
Pada konsep sedulur papat yang sudah di sesuaikan dengan ajaran Islam, Tali Pusar merupakan Lokus, tempat dudukan bagi malaikat Mikail dia merupakan tali penghubung bagi kehidupan manusia.Zat zat makanan, Oksigen dan Zat yang perlu dibuang dari tubuh janin agar tidak meracuni tubuh janin. Subhanallah.. Dia telah mengatur kehidupan manusia dalam rahim melalui malaikat malaikatnya.
Mikail dipandang orang jawa sebagai saudara yang memberikan sandang, pangan dan papan, Jika seseorang memohon perlindungan tuhan maka Mikail yang akan menjalankan perintah Tuhan untuk melindunginya.
Ke Empat adalah Malaikat Ijroil. Malaikat Maut yang dipercaya sebagai yang bertanggung jawab akan Kematian. Kehadirannya amat ditakuti Manusia.. Jika ajal telah tiba maka ia akan Me wafatkan manusia sesuai waktunya.
Dalam konsep sedulur papat Malaikat maut ini ternyata saudara Manusia sendiri bukan orang lain dan ia tidak akan menyalahi tugasnya bila seseorang belum sampai ajalnya dia tak akan mewafatkannya.. Dia hadir untuk meringankan penderitaan manusia, saudara sejati pasti melindungi bila yang bersangkutan selalu dijalan yang benar. Bayangkan bila manusia tidak bisa mati tetapi hidupnya menderita..? apa tidak tersiksa..? bayangkan bila ada orang yang mau mati aja sulitnya bukan main.. Nauzubillah..
Ijroil disebut sebagai kekuatan Tuhan yang berada didalam Darah, Dalam kehidupan sehari hari Ijroil bertugas untuk menjaga hati yang suci, Jika hati terjaga kesuciannya maka ketakutan akan hidup menderita dan kematian akan tak ada lagi.
Add caption
Jika ajal telah sampai maka Ijroil mengorganisasi malaikat lainnya, mengorganisasi saudara saudara lainnya untuk mengakhiri hidupnya. Permana yang memberikan kekuatan pada sang Jiwa diangkat keluar tubuh, sehingga tubuh tak dapat lagi dikendalikan oleh jiwa. Ruh penyambung hidup kita lepas.. tubuh menjadi lunglai lak berdaya dan ini bentuk umum kematian bagi manusia.. loh kok gitu yaa..? Nah yang tidak umum yaaa.. bila Sang Diri Sejati manusia mampu memimpin saudara-saudaranya untuk melepaskan Jiwa manusia kealam Gaib. Orang demikian sudah mempu menyongsong kematiannya dengan benar, dia memberitahukan pada sanak dan saudaranya kapan kematiannya akan datang.
Semua saudara gaib ini sudah menjadi satu dengan tubuh kita, ketika dalam rahim sendiri-sendiri wujudnya. tapi ketika sang Bayi sudah lahir hanya ada satu wujud. Empat saudara kita tetap menyertai kita dalam wujud Ruh dan Tidak Kasat Mata.

                     * Orang Jawa tradisional percaya eksistensi dari sedulur papat ( saudara empat ) Limo Pancer yang selalu menyertai seseorang dimana saja dan kapan saja, selama orang itu hidup didunia. Mereka memang ditugaskan oleh kekausaan alam untuk selalu dengan setia membantu, mereka tidak tidak punya badan jasmani, tetapi ada baik dan kamu juga harus mempunyai hubungan yang serasi dengan mereka yaitu :
Kakang kawah, saudara tua kawah, dia keluar dari gua garba ibu sebelum kamu, tempatnya di timur warnanya putih.
Adi ari-ari, adik ari-ari, dia dikeluarkan dari gua garba ibu sesudah kamu, tempatnya di barat warnanya kuning.
Getih, darah yang keluar dari gua garba ibu sewaktu melahirkan, tempatnya di selatan warnanya merah
Puser, pusar yang dipotong sesudah kelahiranmu, tempatnya di utara warnanya hitam.
Selain sedulur papat diatas, yang lain adalah Kalima Pancer, pancer kelima itulah badan jasmani kamu. Merekalah yang disebut sedulur papat kalimo pancer, mereka ada karena kamu ada. Sementara orang menyebut mereka keblat papat lima tengah, ( empat jurusan yang kelima ada ditengah ).

"Nyinau ngilmu kedah ngertos ilmunipun,
Ilmu bebukanipun sarana pikir,
Ngilmu lelabetan kalian laku,
Olehipun sampurna kedah kekalih,
Menawi sampun lajeng kagunaknya,
Adamel uruping sasamya,
Samodraning guna agesang".

"Rasa Sejati".
Podho gulangening kalbu, ing sasmito amrih lantip, ojo pijer mangan nendro, kapraweiran den kaesthi, pesunen sariraniro, cegahen dahar lan guling".
"Wa huwa al-qahir fawq iba'dih wa yusril alaykum hafazhah hatta idza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wahum la yufarrithun".
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwanya, dan rugilah orang yang mengotorinya."

 "Hidup adalah sebuah tantangan".

Tidak ada satu manusiapun yang luput dari ujian dan cobaan dalam menapaki kehidupan. Namun seberat apapun ujian dan cobaan itu masih dalam kadar kesanggupan manusia untuk menyelesaikannya. Sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Ath Thalaq: 7

"liyunfiq dzuu sa'atin min sa'atihi waman qudira 'alayhi rizquhu falyunfiq mimmaa aataahu allaahu laa yukallifu allaahu nafsan illaa maa aataahaa sayaj'alu allaahu ba'da 'usrin yusraan".

“Alloh tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Alloh berikan kepadanya. Alloh kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.”

Meski demikian, ada juga orang yang belum mengerti akan kandungan ayat ini, hingga akhirnya dia terhempas dalam keputus-asaan, mencari jalan keluar dari problematika kehidupan dengan cara-cara yang tidak diridhoiNYA. Berbuat mungkar (jahat), korupsi, menipu, bersekutu dengan syetan, pesugihan sesat, dan perbuatan jahat lainnya . Semata-mata karena kurang paham, tidak mengerti atau bahkan sengaja memilihnya.


"Sejatine urip ing alam donya iki mung sakwetara mampir ngombe. Kabeh lelakone urip mujudake proses kang ora langgeng lan kabeh bakale dijaluk pertanggung jawabane mbesuk ing alam akherat,sejatine yo mung dadi lelantaran melu urun-urun tetulung marang sapadha-padhane titah, mbengkas kasangsaran, munggahe ngreksa".

Obat Hati ada lima perkaranya !!!
Yang pertama baca Qur’an dan maknanya,
Yang kedua sholat malam dirikanlah,
Yang ketiga berkumpullah dengan orang sholeh,
Yang keempat perbanyaklah berpuasa,
Yang kelima dzikir malam perbanyaklah, 

Salah satunya siapa bisa menjalani hanya menginggat Allah,Hati seseorang menjadi Tentram semoga Gusti Allah mencukupi !!!


"Hidup penuh dengan pilihan".

Dunia spiritual, mistik, kebatinan, supranatural selalu menawarkan solusi alternatif, ketika segala usaha lahiriah, rasional, medis, seolah-olah telah buntu untuk mengakhiri problematika yang menyergap kehidupan.  Dunia rasional dan irrasional, natural dan supranatural, lahiriah dan ruhaniah seperti dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Saling melengkapi seperti sebagai penyeimbang kehidupan manusia.  Jika salah satu diabaikan maka akan terjadi kesenjangan dalam hidup. Pepatah bijak mengatakan: “USAHA tanpa DOA adalah Kesombongan. DOA tanpa USAHA adalah Kebohongan“.

"In yanshurkumu allaahu falaa ghaaliba lakum wa-in yakhdzulkum faman dzaa alladzii yanshurukum min ba'dihi wa'alaa allaahi falyatawakkali almu/minuuna".(ali Imran ;160)

"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mu'min bertawakkal".

Meski sekarang jaman modern, jamannya teknologi dan internet, tapi tidak mengherankan bila masih ada orang yang melakukan cara-cara bernuansa spiritual, mistik, kebatinan dalam rangka membantu menyelesaikan persoalan hidup.  Semua dianggap dalam bingkai sebuah doa kepada Yang Maha Kuasa.

Namun dunia supranatural dan kebatinan masih misterius, dibayang-bayangi mitos dan tahayul. Sulit untuk mencari kebenaran yang sejati. Kecuali bagi mereka yang dikaruniai kelebihan oleh Tuhan untuk menyingkap segala misterinya. Sehingga bisa diambil keuntungan untuk kesejahteraan umat manusia. Maka, kami membuka blog ini dengan harapan bisa memperkaya pemahaman kita tentang supranatural, bisa mengambil manfaatnya dan sebagai bahan acuan untuk menyingkap misteri dunia supranatural !!!


Bukan penampilan fisik-duniawi-jasad yang akan mengantarkan manusia mencapai derajat mulia di sisi Sang Gusti. Wujud lahiriah hanyalah wadah bagi sukma. Jasad akan kembali menjadi tanah, sementara sang roh akan kembali marak sowan kepada Yang Maha Wikan.

Melalui penampilan duniawi yang tidak sempurna, seperti menegaskan bahwa kemuliaan seseorang terletak pada keluhuran akhlak, budi pekerti, ilmu dan ketakwaannya kepada Gustinya. Sekalipun hanyalah abdi, namun mampu menjadi guru dan pembimbing bagi para tuannya.

Kapasitas dan ketinggian ilmunya tidak lantas menyebabkan bernafsu menguasai dunia. lebih memilih tetap menjadi abdi yang menancapkan kemuliaan dan kebenaran kepada setiap insan agar bumi ini dipenuhi kedamaian dan ketentraman.

 

Wallahu a’lam bishshawwab...